Jenis-jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi di Indonesia


a. Vaksin BCG
Jadwal pemberian
Diberikan 1 kali pada umur antara 0-2 bulan
Cara Pemberian dan Dosis:
• Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)
• Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kali
• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) , dengan menggunakan spuit suntik (ADS 0,05 ml)
• Vaksin yang dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam


b. Vaksin DPT
Jadwal Pemberian
Diberikan 3 kali (DPT 1,2,3), selang 4 minggu, umur antara 2-11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Disuntikkan secara im dengan dosis pemberian 0,5ml sebanyak 3 dosis
• Dosis pertama diberikan pada anak umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu
• Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
• vaksin belum kadaluarsa
• vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
• tidak pernah terendam air
• sterilitasnya terjaga
• VVM masih dalam kondisi terjaga
• Di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya


c. Vaksin Jerap TT
Jadwal Pemberian
Pada WUS atau ibu hamil, dosis primer diberi 2 kali, ke 3 kali waktu 6 bulan kemudian. Diberikan 5 kali, ke 4 dan ke 5 diberikan interval minimal 1 tahun setelah pemberian ke 3 dan ke 4.
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok lebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara im atau sc dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ke 3 setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke 3 dan ke 4. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
• Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya


d. Vaksin DT
Jadwal Pemberian
Dianjurkan pada usia 8 tahun (usia anak SD)
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Disuntikkan secara im atau sc dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun. Untuk usia ≥ 8 tahun lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td
• Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.


e. Vaksin Polio
Jadwal Pemberian
Diberikan 4 kali (Polio 1, 2, 3, 4) selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
• Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu
• Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
• Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A atau B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya


f. Vaksin Campak
Jadwal Pemberian
Pemberian 1 kali, umur antara 9 – 11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut
• Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6 - 7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada anak SD kelas 1-6.


g. Vaksin Hepatitis B
Jadwal pemberian
Pemberian 3 kali selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan.
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara im, sebaiknya pada anterolateral paha
• Pemberian sebanyak 3 dosis
• Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)
Untuk Hepatitis B vial
• Di unit pelayanan statis, vaksin Hep B yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
a. Vaksin belum kadaluarsa
b.Vaksin di simpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
c. Tidak pernah terendam air
d. Sterilitasnya terjaga
e. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya 


h. Vaksin DPT-HB
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.
Jadwal Pemberian
Dosis pertama umur 2 bulan, diberikan 3 kali, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu

Cara Pemberian dan Dosis
• Pemberian dengan cara im, 0,5 ml sebanyak 3 dosis
• Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu
• Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpandalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. Sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.


Read more: http://khairul-anas.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-vaksin-dalam-program.html#ixzz1u0oEbq3t

Penulis : Bagus Imam Al Araaf ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Jenis-jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi di Indonesia ini dipublish oleh Bagus Imam Al Araaf pada hari Sabtu, 05 Mei 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Jenis-jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi di Indonesia
 

0 komentar:

Posting Komentar